PROFILE
Suryadi
Kebanyakan orang meyangka karyawan Pundee Associates itu cantik-cantik. Hal itu bisa dipahami mengingat fakta bahwa Pundee Associates dikenal sebagai pengelola frontliners yang sebagian adalah espege. Tetapi satu orang ini jauh dari penampakan kinyis-kinyis cantik gemulai. Namanya Suryadi, dan profesinya adalah supir yang untuk kebanyakan orang bukan merupakan pekerjaan favorit. Namun siapa sangka, profesi ini ternyata cukup baik, sehingga sudah ditekuni oleh Suryadi selama enam belas tahun. Itu bukan waktu yang sebentar dan membuktikan bahwa menjadi supir pribadi tidak buruk. Suryadi saat ini ditugaskan sebagai supir untuk klien berkebangsaan asing di sebuah perusahan elektronik dan alat berat terkemuka dari Jepang, di Jakarta.
Menurutnya, menjadi supir pribadi itu harus punya mental baja dan tidak kenal waktu. Bahasa, tentu saja menjadi kendala yang sangat mendasar, karena dia bekerja dengan ekspatriat. Meskipun seiring dengan berjalannya waktu, problem itu bisa diatasi. Kemudian, masalah budaya dan kebiasaan. Seringkali, klien Suryadi harus kerja dengan jam yang tidak terbatas, dan mengharuskannya untuk selalu siaga mengantar ke mana saja. Ketepatan waktu juga menjadi tuntutan yang sifatnya muthlak.
" Yang paling penting sih, mengatur dan menyesuaikan waktu dengan keluarga dan pekerjaan," tuturnya. Sering kali, Suryadi juga harus bekerja pada hari libur akhir pekan atau libur yang lain. Tentu saja di balik perjuangannya itu ada penghasilan dan kepuasan bathin yang sangat baik. Ditanya gaji, Suryadi tersenyum simpul, " lebih dari cukup," katanya malu-malu. [IBM/0716]
Kebanyakan orang meyangka karyawan Pundee Associates itu cantik-cantik. Hal itu bisa dipahami mengingat fakta bahwa Pundee Associates dikenal sebagai pengelola frontliners yang sebagian adalah espege. Tetapi satu orang ini jauh dari penampakan kinyis-kinyis cantik gemulai. Namanya Suryadi, dan profesinya adalah supir yang untuk kebanyakan orang bukan merupakan pekerjaan favorit. Namun siapa sangka, profesi ini ternyata cukup baik, sehingga sudah ditekuni oleh Suryadi selama enam belas tahun. Itu bukan waktu yang sebentar dan membuktikan bahwa menjadi supir pribadi tidak buruk. Suryadi saat ini ditugaskan sebagai supir untuk klien berkebangsaan asing di sebuah perusahan elektronik dan alat berat terkemuka dari Jepang, di Jakarta.
Menurutnya, menjadi supir pribadi itu harus punya mental baja dan tidak kenal waktu. Bahasa, tentu saja menjadi kendala yang sangat mendasar, karena dia bekerja dengan ekspatriat. Meskipun seiring dengan berjalannya waktu, problem itu bisa diatasi. Kemudian, masalah budaya dan kebiasaan. Seringkali, klien Suryadi harus kerja dengan jam yang tidak terbatas, dan mengharuskannya untuk selalu siaga mengantar ke mana saja. Ketepatan waktu juga menjadi tuntutan yang sifatnya muthlak.
" Yang paling penting sih, mengatur dan menyesuaikan waktu dengan keluarga dan pekerjaan," tuturnya. Sering kali, Suryadi juga harus bekerja pada hari libur akhir pekan atau libur yang lain. Tentu saja di balik perjuangannya itu ada penghasilan dan kepuasan bathin yang sangat baik. Ditanya gaji, Suryadi tersenyum simpul, " lebih dari cukup," katanya malu-malu. [IBM/0716]